many things thought. many ideas concepted. so much dreams planned. never be saved but always be shared. and it's not about how you look like but how your look is liked.
Sabtu, 29 Juni 2013
Senin, 10 Juni 2013
Kemeja Kasual Cewek
Setelah di kesempatan sebelumnya aku mencoba berbagi
tentang desain kemeja cowok, kini saatnya aku berbagi milikmu gals. Ya, kali
ini kita akan berdiskusi tentang desain kemeja kasual cewek. Kenapa aku
menyematkan kata ‘kasual’ pada desain kemeja kali ini? Hal ini disebabkan
karena aku ingin berbagi saran untuk kamu para cewek-cewek pekerja diluar sana
yang tidak ingin terlihat monoton dengan kemeja yang kamu kenakan. Jika kamu
merupakan pekerja lapangan, rasanya gaya
yang kamu tampilkan tidak harus selalu rapi ‘sekali’. Tapi bukan berarti kamu
juga lusuh ketika bekerja. Berikut adalah desain kemeja kasual yang aku
sarankan untukmu para pekerja lapangan.
Kemeja kasual ini memiliki detil
seperti kemeja pada umumnya, berbahan jatuh dengan model lengan raglan dan berkerah
kemeja biasa. Dilengkapi pula dengan kantong tempel disisi kiri bagian depan
bada, dengan pergelangan berkerut yang dibantu dengan penggunaan kancing bobok
dan manset. Kemeja ini sedikit longgar tetapi memiliki potongan pas di pinggung
pertama dengan bantuan manset sehingga ada kesan kerut pada bagian tersebut.
Sepintas desain kemeja kasual ini terlihat seperti model jaket. Hal ini
disebabkan oleh efek dari penggunaan lengan raglan yang membuatnya terkesan
sporti.
Kemudian untuk bahannya sendiri aku
mempertimbangkan penggunaan bahan chiffon dengan kancing kemeja biasa. Untuk
saat ini aku belum memperhitungkan seberapa banyak desain ini membutuhkan bahan
untuk dijahit. Jika boleh aku perkirakan, mungkin desain ini membutuhkan kurang
lebih 1.25-1.50 m bahan chiffon. Well gals, this is it. Wanna try? Yes, please.
Good luck and hope you’ll like it.
Jumat, 07 Juni 2013
What You Need Part 5 : Aneka Jarum
Mownin’…. Hey, what’s up gals? Have
you beautiful day? Always you do gals, and it’s a must. Well, hari ini kita
bakal melanjutkan diskusi kita selanjutnya. Untuk diskusi hari ini, focus utama
kita adalah pada jarum. Dalam proses menjahit merupakan suatu kewajiban untuk
memiliki jarum. Tahukah kamu jenis jarum apa saja yang kita butuhkan? Ada
tiga jenis jarum, mereka adalah jarum pentul, jarum jahit, dan jarum mesin
jahit. Untuk pembahasan pertama, mari kita lihat visualisasi dari jarum pentul
terlebih dahulu.
Jarum pentul dalam proses menjahit
berfungsi untuk menahan pola dan bahan yang akan di rader atau ditandai,
dipotong, dijelujur, ditempel, ataupun dijahit. Jarum pentul yang baik untuk
membantu kita dalam melakukan proses menjahit adalah jarum yang memiliki
ketajaman yang baik pula. Jarum pentul memiliki ciri dengan adanya kepala jarum
dengan warna yang beraneka ragam. Untuk memudahkan kamu dalam melakukan proses
menjahit, aku sarankan kamu untuk memiliki jarum jahit jepang, mengapa? Hal ini
disebabkan karena jarum jenis ini memiliki kualitas ketajaman yang sangat baik.
Sehingga tidak akan merusak bahan yang akan kamu jahit nantinya.
Selanjutnya,
jarum yang kita butuhkan adalah jarum jahit dan jarum mesin jahit. Seperti
visualisasi jarum yang kamu lihat dibawah ini, jarum dengan bungkus berwarna
merah merupakan jarum jahit biasa atau tangan, sedangkan yang berwarna hijau
adalah jarum jahit mesin jahit.
Satu
hal yang perlu kamu ketahui, yang dimaksud dengan jarum jahit adalah jarum yang
digunakan untuk menjahit dengan tangan. Ukuran dan jenis jarum jahit pun
beraneka ragam sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, jarum jahit tajam
biasanya digunakan khusus untuk menjahit dengan tangan. Disisi lain, jarum
jahit besar sangatlah baik digunakan ketika menjelujur. Sedangkan jarum jahit
sedang biasa digunakan untuk menjahit rapat dan halus. Seyogyanya, kamu
memelihara jarum ini dengan sangat hati-hati. Jangan sampai berkarat atau
pilihlah jarum yang anti karat dengan ujung yang licin dan tajam. Diharapkan dapat
memudahka kamu dalam proses menjahit dengan tangan.
Kemudian,
sama halnya dengan jarum jahit, jarum mesin jahit juga memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan bahan apa yang menjadi objek jahit kita.
Biasanya ditandai dengan penomoran pada jarum, seperti 70/80/90/100. Semakin
kecil nomor jarum semakin kecil pula ukurannya. Untuk nomor jarum yang lebih
besar biasanya digunakan untuk menjahit bahan denim atau rajut. Sedangkan untuk
ukuran yang lebih kecil biasa digunakan pada bahan yang ringan, lembut, serta
tipis. Untuk menjaga kualitas jarum mesin jahit, gunakanlah jarum sesuai jenis
bahannya serta jagalah tubuh jarum agar tetap lurus. Jangan sampai kamu
menjahit dengan jarum yang berkarat karena tentu saja akan merusak bahan yang
kamu jahit nantinya.
Yes
gals, selesai sudah diskusi kita untuk hari ini. Semoga bermanfaat ya untuk
kamu si calon desainer dan penjahit untuk dirimu sendiri. Sampai bertemu lagi
di kesempatan berdiskusi kita selanjutnya. Have a nice day ;)
Kamis, 06 Juni 2013
What You Need Part 4 : Peralatan Menandai
Go.. Go.. Go.. Yeeeeeeey.. welcome
back gals. Apa kabarmu hari ini? Coba tebak apa yang akan kita bahas kali ini?
Tentu saja kita akan membahas tentang persiapan tahap keempat. Di tahap keempat
ini alat penanda merupakan bahan obrolan kita. Apa yang disebut dengan alat
penanda? Dalam dunia menjahit, alat penanda merupakan alat yang digunakan untuk
menandai bagian mana saja yang akan dijahit, dikerut, dikril, diklim, distik,
ataupun dibuang. Pada persiapan kali ini, hal sederhana yang harus kamu miliki
adalah kapur jahit, karbon jahit, dan rader.
Seperti gambar yang telah kamu lihat
diatas, hal pertama yang perlu kamu siapkan adalah kapur jahit. Kapur jahit
merupakan salah satu alat penanda yang sering dipakai oleh para penjahit.
Tersedia dalam berbagai warna dan sangat mudah dicari di toko alat-alat jahit
skala kecil. Kapur jahit biasanya digunakan untuk menandai seberapa banyak sisa
bahan untuk jahitan yang nantinya akan mengalami proses pengobrasan. Selain
untuk mempertegas batas sisa jahitan, warnanya yang terang memudahkan penjahit
untuk memotong bahan. Selain itu, kapur jahit juga sangat mudah untuk dihapus.
Kita dapat menggunakan sikat untuk menghapusnya dari bahan.
Selanjutnya alat penanda terakhir
yang harus kita siapkan di tahap keempat ini adalah rader. Rader merupakan alat
yang digunakan untuk menjiplak pola ke bahan dengan menggunakan karbon jahit.
Cara kerja rader adalah dengan menekan kepala rader ke pinggiran batas pola
yang telah dipasangkan ke bahan dengan cara menyelipkan kertas karbon ke dalam
bahan. Secara otomatis pola akan terjiplak ke kedua sisi bahan, depan dan
belakang. Ada dua jenis rader,
yaiutu rader lurus dan rader bergerigi. Rader lurus biasanya digunakan untuk
menjiplak pola ke bahan, sedangkan rader gerigi digunakan untuk menjiplak atau
memindahkan pola ke pola lain seperti pembuatan kerah stagli. Berikut merupakan
visualisasi dari rader.
Selesai sudah persiapan tahap
keempat kita gals. Aku harap kamu semakin tertarik untuk mencoba dunia ini.
Seperti biasa, cepat siapkan peralatanmu. Kita akan memulai praktek secepatnya,
penasaran kan? Good luck gals,
and have a beautiful day :)
Selasa, 04 Juni 2013
Cobain Desain Kemeja Yuk
Oh hi readers, mownin’….. how are you today? Hopin’
you always in a good condition. Kali ini aku ingin berbagi tentang ide-ide
dalam mendesain kemeja pria. Siapa sih yang ga tau kemeja? Aku rasa hampir
setiap orang, terutama pria tau dan mengenakan kemeja dalam kegiatan
sehari-harinya. Jenis bahan, motif, dan model kemeja pun beraneka ragam. Itu
semua disesuaikan dengan fungsi dan tempat dimana kita akan mengenakan kemeja
tersebut. Meskipun kita sudah sering mengenakan kemeja dalam kegiatan
sehari-hari, tidak jarang pula ada beberapa diantara kita yang salah mengerti
tentang jenis bahan, motif, dan model kemeja yang akan kita pakai dan dimana
kita memakainya. Berikut ini aku akan coba berbagi ide tentang desain dan saran
dalam mengenakan kemeja.
Buat kamu yang
cowok-cowok, bosen ga sih dengan desain kemeja yang kamu pakai? Kotak-kotak,
polos, kotak-kotak, polos. Terkadang distro langganan kita memproduksi kemeja
dengan berbagai jenis bahan tetapi desain yang itu-itu saja. Kesannya
penampilan kamu ga ada bedanya dari hari ke hari. Kenapa kita ga coba hal baru
dengan cara mengkombinasikan beberapa
jenis bahan, warna dan desain kemeja? Mau? Let’s do it guys. Ide desain
kemeja pertama yang akan aku bagi adalah sebagai berikut.
Perlu sedikit kamu tahu gals, desain diatas aku buat khusus untuk adik cowokku yang duduk di bangku kuliah. Sesuai dengan karakter adikku yang pendiam, dingin, tapi sedikit gila tampil, aku berencana untuk mengkombinasikan jenis bahan dengan pecahan pola kemejanya sendiri. Pada pola badan depan danbelakang, aku coba memberikan sentuhan perpaduan 2 jenis bahan yang berbeda. Disini aku menggunakan jenis bahan beludru tipis polos pada bagian kanan badan dan katun bermotif kotak-kotak pada bagian kiri badan. Sedangkan untuk list kancing, aku mengikuti motif pola badan depan bagian kiri yaitu kotak-kotak. Khusus untuk list kancing ini, aku gunakan kain serong agar terlihat batas motif kotak-kotak antara pola badan depan bagian kiri dengan list kancingnya.
Kemudian, hampir
sama dengan pola badan depan, untuk pola badan belakang aku juga menggunakan
perpaduan antara bahan beludru tipis dengan katun kotak-kotak. Bahan beludru
tipisnya aku gunakan pada potongan pola pundak. Sedikit ilmu, mengapa pada
kemeja pria hampir selalu ada potongan pola pundak? Hal itu bertujuan untuk
menyamarkan atau menutupi bentuk dari tulang punggung pada pria. Pada gambar
diatas aku gunakan bahan katun kotak-kotak hamper diseluruh badan belakang kecuali punggung. Disini aku
juga memberikan sedikit lipatan yang berada tepat ditengah-tengah punggung yang
berguna hanya sebagai aksen saja.
Selanjutnya,
untuk kedua pola lengan, kanan dan kiri aku memilih jenis bahan beludru polos
yang dipadu padan dengan bahan katun kotak-kotak pada manset di pergelangan
tangannya. Seperti halnya list pada kancing depan kemejanya, aku juga
menggunakan kain serong untuk manset di pergelangan tangan. Ini bertujuan untuk
memberikan aksen yang berbeda dari motif kotak-kotaknya. Begitu juga dengan
kerah, hal yang sama aku terapkan pada bagian kemeja paling atas ini.
Penggunaan kain serong dengan motif kotak-kotak tetap aku tujukan untuk
memberikan sentuhan aksen berbeda dari bagian kemeja lainnya. Dengan demikian,
aku rasa penggunaan jenis bahan yang berbeda pada masing-masing pecah polanya
akan memberikan sentuhan menarik bagi si calon pengguna kemeja.
Well, gimana
menurutmu guys? Masih merasa bosan dengan model-model kemeja yang ada? Ga perlu
ragu lagi, sekarang kamu bisa mulai untuk memadu padankan kreatifitas kamu
terhadap kemeja yang akan kamu pakai. Jika desain seperti ini sulit kamu temui
di distro kesayangan kamu, mungkin kamu bisa menuangkan idemu pada desain
kemeja yang kamu impikan sebelum memesannya di distro atau penjahit langganan
kamu, atau mungkin kamu sendiri yang menjahitnya? Bukannya hal yang tidak
mungkin bukan? Lets try, and let me know.
Senin, 03 Juni 2013
What You Need Part 3 : Peralatan Memotong
Hi gals, masih semangat? Kali ini kita akan berdiskusi tentang
persiapan tahap keempat yaitu alat memotong. Aku yakin kamu tidak akan
kesulitan untuk mendapatkannya. Gunting. Ya, benda ini ternyata juga sangat
berperan penting dalam pembuatan pola dan proses menjahit. Sebagai penjahit
pemula, ga ada salahnya kan kamu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik? Untuk itu aku
sarankan kamu memiliki beraneka ragam gunting dengan fungsi yang berbeda-beda.
Yang
pertama adalah gunting biasa yang berfungsi untuk memotong kertas pola baik
yang miniatur maupun yang sebenarnya. Kemudian aku sarankan kamu untuk memiliki
gunting dengan ukuran besar dan sangat tajam yang berfungsi untuk memotong
bahan. Sebenarnya untuk memotong bahan kita tidak harus memiliki gunting yang mahal
dengan tingkat ketajaman yang baik. Sebagai pemula, kamu hanya perlu untuk
merawat gunting bahanmu.
Bagaimana
caranya? Yaitu dengan tidak memakainya untuk menggunting benda selain bahan.
Jaga ketajamannya dengan terus mengasah dan hindari dari kondisi basah supaya
tidak berkarat. Kualitas ketajaman gunting bahan ditujukan agar ketika kita
melakukan pemotongan, bahan tidak lari, menyangkut, atau pun rusak. Ada baiknya jika kamu memilih jenis gunting
bahan dengan salah satu pegangan yang bengkok. Hal tersebut memiliki fungsi
untuk memudahkan tangan ketika memotong diatas bidang datar.
Selanjutnya jenis gunting yang ketiga adalah gunting benang.
Gunting benang memiliki ukuran lebih kecil dengan pisau dan pegangan yang
sangat tipis. Gunting benang lebih tumpul dari gunting biasa. Hal ini bertujuan
agar bahan tidak tidak mudah robek ketika kamu menggunting jahitan yang salah.
Setelah itu, kamu juga membutuhkan peran dari alat yang disebut dengan pembuka
kampuh. Gunting jenis ini berfungsi untuk memotong lubang kancing atau bisa
juga jahitan yang salah.
Well,
selesai sudah persiapan tahap ketiga kita gals. Bagaimana menurutmu? Cukup
mudah bukan untuk mendapatkan berbagai macam hal yang perlu kamu siapkan dalam
memulai target kamu menjadi desainer dan penjahit untuki dirimu sendiri? Yes,
mudah banget. Aku harap kamu juga sudah mulai mempersiapkannya selama jelang
waktu kita membahas pesiapan tahap keempat kita. See you soon gals, always have
remarkable dreams :)
Minggu, 02 Juni 2013
Your Limited Graduation Kebaya Gonna Be
Hai cewek-cewek,
apa kabar kamu disana? Masih semangat untuk mengejar impianmu menjadi desainer
fesyen dan penjahit untuk dirimu sendiri? Aku harap masih ya, dan sekarang aku
mau mencoba berbagi pengalamanku sebagai desainer fesyen ulung, ups, pemula,
dibawah pemula mungkin, tapi ga ada salahnya kan untuk berbagi?
Oya gals, satu yang perlu aku tekankan bahwa aku tidak pernah belajar desain,
aku hanya mencoba memulai berdasarkan apa yang aku lakukan dengan semua panca
inderaku. Oke, hari ini aku mau
membahasa tentang kelulusan. Apa sih menurutmu makna kelulusan yang berhubungan
dengan dunia fesyen yang kita gemari ini? Coba kita telaah satu per satu lewat
kata-kata. Toga? Sanggul? Make up? Ups, kebaya. Yap, kebaya.
Cewek apa masih
asing di telingamu mendengar kata kebaya? Pasti engga dong buat kamu yang
sedang menunggu upacara kelulusan atau yang bisa kita sebut dengan wisuda. Di
satu sisi aku bisa tebak, pasti kamu lagi bingung-bingungnya mau pakai kebaya
model apa. Diantara kamu ada yang sibuk mikirin “ah, aku ga mau keliatan kayak
ibu-ibu”, “aku ga mau yang penuh payet, “aku ga mau yang ribet modelnya kesana
kemari”. Cewek, sadar ga sadar komentar-komentar seperti itu pasti sering
bermunculan dari kamu yang sedang mempersiapkan upacara kelulusan. Nah, untuk
mengatasi kegalauanmu itu, aku mau berbagi pengalamanku ketika sibuk
mempersiapkan kebaya wisuda.
Aku menjahit dan
mendesain kebaya wisudaku sendiri teman-teman. Ketika hal itu terjadi, aku baru
saja mulai belajar menjahit kurang lebih 1,5 bulan. Memang, pada saat itu
merupakan jadualku untuk belajar membuat pola dan menjahit kebaya. Awalnya aku
tidak pernah berfikir untuk melakukan hal tersebut, tapi tantangan dari guru
jahitku membuat aku bersemangat dalam mendesain, membuat pola, serta menjahit
kebaya wisudaku sendiri. Setelah memutar otak berfikir model kebaya seperti apa
yang aku ingini yang sekaligus tidak kelihatan begitu formal, akhirnya aku
berkonsultasi pada guru jahit ku untuk keputusan akhir model kebaya wisuda tersebut.
Untuk memperjelas itu semua, aku berikan gambaran visualnya ya.
Teman-teman,
bisa dilihat dari gambar diatas, untuk desain kebayanya sendiri aku memilih
model yang sederhana dengan bukaan belakang, leher berbentuk bulat yang dipadu
padan dengan potongan baby doll, kupnat depan, belakang, juga samping serta
menggunakan engkol yang berbentuk gelombang dari bawah dada hingga bawah
pinggul kedua. Untuk engkol yang berbentuk gelombang tersebut, aku menggunakan pola
rok setengah payung yang sisi terpisahnya dipertemukan di bagian depan sehingga
terkesan seperti terbuka tanpa jahitan.
Pada bagian
depan yang dipertemukan tersebut, aku sedikit melebihkan pola dan bahan
gelombangnya sehingga ia terlihat lebih menumpuk dan penuh guna menutupi bagian
perut depan yang tidak dijahit. Kemudian, untuk bagian lengannya, aku juga
memilih lengan polos biasa dan pas di lengan sampai ke tangan, kenapa? Karena
aku mau menonjolkan keindahan dari paduan kerampingan postur bahu dan lengan.
Untuk menambah keindahan postur bahu dan lengan tersebut, aku memilih bentuk
slim atau pas pada pergelangan tangan. Akan lebih cantik jika ada aksen dari
kancing bobok ataupun kancing yang hanya berfungsi sebagai fantasi saja.
Setelah itu,
untuk bahan kebayanya aku memilih brocade semi perancis tanpa furing. Aku lebih
memilih untuk memakai manset terpisah yang berbahan kaos agar kelihatan pas di
badan, kenapa? Karena menurutku kebaya dengan furing jika dipakai oleh
wanita-wanita yang ukuran badannya tidak terlalu slim akan terlihat penuh.
Untuk perhitungan seberapa perlu bahan brocadenya, saat itu aku tidak bisa
memutuskan begitu saja, Karen bahan brocade semi perancis yang aku beli sudah
dihitung 1 kebaya yang berukuran kurang lebih 1,5x2,75 m.
Kemudian untuk
membuat engkol gelombangnya, aku membutuhkan bahan tulle polos yang berukuran
sekitar 1,5x1 m saja. Mengapa antara potongan atas badan dengan engkol
gelombangnya memerlukan bahan yang terpisah? Itu semua disebabkan karena
kondisi dari bordiran bahan brocade semi perancisnya tidak memungkinkan untuk
dibuat gelombang. Ditambah pada engkol gelombang diperlukan teknik bordir
tempel yang membuatnya semakin sulit jika memaksakan digunakan bahan brocade
semi perancis untuk engkol gelombang.
Oke teman-teman,
setelah kita membahas tentang kebaya sekarang saatnya kita beralih ke bawahan
yang aku kenakan ketika upacara kelulusan. Untuk bawahannya sendiri, aku tidak
memilih kain batik, songket, ataupun tenun. Bukannya aku mengesampingkan
keindahan corak dari bahan-bahan tersebut, tapi menurutku untuk upacara
kelulusan akan lebih bermanfaat jika
kita menutamakan kenyamanan dan kepraktisan. Ketika di wisuda, kita di haruskan
untuk berjalan, menaiki anak tangga, berhadapan dengan para dewan pemimpin
upacara, apalagi ketika kuncir topi kita dipindahkan, sebagai cewek kita sangat
butuh kenyamanan dalam bergerak.
Dalam hal ini,
jika kita memilih batik, tenun, atau songket, menurutku akan lebih menyulitkan
dalam bergerak. Ditambah kebutuhan kain-kain tersebut yang jika dipakai harus
menggunakan tali, peniti atau apapun itu yang bisa saja sewaktu-waktu terlepas.
Untuk menghindari hal yang demikian, aku memilih untuk mendesain bawahan
berbentuk rok slim panjang, dengan belahan tertutup dibelakang, kupnat depan
dan belakang, menggunakan resleting belakang yang juga berpinggang hipster. Mengapa
aku memilih rok panjang slim? Itu semua dikarenakan pemakaian kebaya dengan
potongan baby doll dari engkol gelombangnya, serta sudah terlihat agak penuh,
berhimpit, dan menumpuk di bagian depan, sehingga untuk menyeimbangkan hal
tersebut, rok slim lah yang paling mendekati.
Kemudian
teman-teman, untuk bahan dari roknya sendiri aku memilih taffeta bridal yang
bertekstur licin diluar serta agak mengkilap, juga agak tebal. Ini membuat
tampilan kita semakin terlihat elegan. Dalam proses menjahitnya aku membutuhkan
bahan taffeta bridal dengan ukuran I,15x1,25 m saja. Jika kamu penasaran
seperti apa jadinya kebaya wisudaku, disini kembali aku berikan gambaran
visualnya.
Setelah kita
membicarakan banyak hal tentang menjadi desainer fesyen, pasti kamu
bertanya-tanya bagaimana dengan proses menjahitnya? Calm down gals, dilain waktu aku akan berbagi tentang proses
menjahit kebaya wisudaku ini, tunggu saja ya. Nah, gimana menurutmu? Mudah
bukan? Masih ragu untuk memulai impian menjadi desainer fesyen dan penjahit
untuk dirimu sendiri? Please, dont,
karena aku disini ada untuk kamu yang selalu ingin berinovasi dengan ide-ide
kreatifmu, yang selalu ingin tampil beda, yang selalu tampilannya disukai bukan
menyerupai. Have a nice day gals, will
miss you all, and always wait me to share my unlimited ideas J
Sabtu, 01 Juni 2013
What You Need Part 2 : Peralatan Mengukur
Menghitung
hari, detik demi detik. Ups, ga sadar ternyata aku bersenandung sendirian. Hey
gals, whats up? Ngaku ga ngaku, pasti lirik senandung yang aku bawakan tadi
sedang kamu rasakan sekarang ini. Kamu sedang menunggu kebersamaan kita untuk
membahas hal apalagi yang harus kamu siapkan, benar kan? Oke, mungkin kita ga usah berlamban-lamban
ria lagi ya. Mari kita membahas kelanjutan dari persiapan kita pada tahap kedua
ini, semangatnya mana???? Untuk persiapan tahap kedua ini, kita akan membahas
tentang peralatan mengukur.
Hal
penting pertama yang kita butuhkan untuk mengukur adalah skala. Skala? Apa itu
skala? Apa kamu sedang memikirkan peta? Atau ilmu fisika? Ya, sedikit
berhubungan gals, tapi skala yang
sedang kita bicarakan ini berbeda dengan skala yang digunakan dalam pembuatan
peta atau ilmu fisika. Sedikit kesamaan diantara mereka adalah sama-sama
digunakan untuk menghitung. Namun bedanya adalah skala digunakan untuk
menghitung ukuran dalam bentuk yang lebih kecil.
Skala
khusus yang digunakan untuk membuat miniatur pola pakaian ini terbuat dari
kertas dengan bentuk yang hampir menyerupai penggaris. Ada empat jenis ukuran yang tersedia pada skala
ini, yaitu skala ½, ¼, 1/6, dan 1/8. Masing-masing skala digunakan sesuai
kebutuhan, misalnya ketika kita ingin membuat miniatur pola dasar biasanya kita
menggunakan skala ¼. Sedangkan untuk membuat miniatur pola rok setengah payung
atau klok, kita bisa menggunakan skala 1/6. Agar kamu tidak bingung seperti apa
bentuk skala tersebut, disini aku berikan deskripsi visualnya.
Kemudian,
untuk hal kedua yang kita butuhkan dalam mengukur adalah penggaris siku. Yap, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan
benda ini. Dalam membuat pola, baik yang miniatur ataupun yang sebenarnya
penggaris siku sangatlah berperan penting. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya penarikan garis dalam pembuatan pola, misalnya pola lengan stali,
kerah, sampai kupnat memerlukan tehnik penarikan garis yang harus membentuk
sudut 90 derajat atau yang biasa kita kenal dengan sudut siku. Pembentukkan
sudut siku memang terkesan sepele, tetapi hasil akhir yang ditampilkan akan
jauh terlihat lebih indah.
Kemudian, hal terakhir yang perlu kita
siapkan pada tahap kedua ini adalah meteran. Pernah dengar kata-kata meteran
sebelumnya? Iya, kedengarannya hampir mirip, tetapi memiliki fungsi yang
berbeda. Mungkin kamu mendengar kata meteran yang berfungsi pada bidang
bangunan, atau dalam mengukur panjang dan tinggi sesuatu. Sebaliknya disini meteran yang kita maksud
berfungsi untuk mengukur organ luar manusia seperti lingkar leher, lingkar
badan, panjang bahu, panjang pundak, lingkar pinggang, lobang kengan, dan
segala yang berhubungan ukuran tubuh manusia unutuk membuat pola baju yang
mereka inginkan. Meteran sendiri kita gunakan untuk mengukur dan membuat pola
yang sebenarnya, dan juga merupakan pengganti dari fungsi skala yang kita
gunakan dalam membuat miniature pola.
Well gals, selesai sudah pembahasan tahap
kedua kita tentang hal apa yang perlu kamu siapkan dalam memulai impian kamu
menjadi desainer dan penjahit untuk dirimu sendiri. Tetap mudah bukan? Untuk
mendapatkan hal-hal yang kamu perlukan, kamu bisa membelinya ditoko khusus
alat-alat menjahit. Ayo, mulai sekarang kamu coba cicil membelinya supaya pada
saat praktek, kamu sudah sangat siap. Masih banyak lagi hal belum kita bahas
gals, semoga kamu sabar ya untuk menunggu. See you soon, have a nice day,
always wait me trying to share the things you need in these lovable worlds,
designing and sewing.
What You Need Part 1: Peralatan Menggambar dan Membuat Pola
Mana
yang ngaku cewek? Mana yang ngaku kreatif? Mana yang ngaku penampilannya beda
dan ingin disukai bukan menyerupai? Tunjuk tangan teman-teman. Good job :D
Oke
gals, setelah kemarin telah kamu berputar-putar ke seluruh bagian toko buku dan
memilih buku apa yang paling mudah untuk kamu mengerti dalam mempelajari dunia
jahit menjahit dan desain. Sekarang saatnya kita berdiskusi tentang hal-hal
sederhana yang harus kamu siapkan. Aku yakin, kamu pun memiliki beberapa macam
hal yang dibutuhkan dalam hal ini. Tapi, untuk lebih jelasnya aku akan coba
membantumu untuk bisa mempersiapkannya secara singkat. Hal yang perlu kamu
siapkan adalah berbagai macam peralatan, seperti peralatan menggambar pola,
peralatan mengukur, peralatan memotong, peralatan untuk menandai, serta benang
dan bahan.
Sekarang
terlebih dahulu kita akan bahas peralatan menggambar pola. Hal pertama yang
mesti kamu persiapkan adalah buku kostum. Buku kostum merupakan salah satu hal
penting yang dapat membantu pemahaman kamu terhadap teori menjahit. Sebelum
kita membahas lebih jauh lagi, akan lebih baik kalau aku berikan contoh visual
dari buku kostum ini.
Buku ini memiliki lembaran ukuran yang hampir
menyerupai kertas folio dimana lembaran tersebut memiliki garis pinggir dan
garis tulis. Fungsi lembaran ini adalah untuk membantu memahami teori menjahit
seperti ukuran tubuh orang, trik-trik dalam mengubah atau memecah miniatur pola
dasar, dan juga tahapan-tahapan dalam menjahit pakaian. Ada sedikit perbedaan yaitu disetiap lembaran
diberikan area kosong seperti kertas HVS yang dapat digunakan untuk melatih
tangan kita menggambar sketsa tubuh manusia dan desain baju.
Selain
itu, lembaran ini juga berfungsi untuk menempelkan contoh bentuk miniatur pola
dasar, pecahan pola, dan bahan yang telah di jiplak dengan kertas doslah. Baru
saja aku menyebutkan kertas doslah, yang pastinya kamu masih bingung kan apa sih kertas doslah itu? Kertas doslah
merupakan kertas tipis dengan berbagai macam warna yang berfungsi untuk
menjiplak gambar. Bisa kamu perhatikan gambar diatas, kertas yang
berwarna-warni itulah yang disebut dengan kertas doslah. Di kertas inilah
contoh bahan dan pola baju yang akan kita buat tervisualisasikan.
Setelah
membahas hal-hal apa yang perlu kita siapkan dalam membuat miniatur pola, ada
baiknya jika kita juga membahas hal yang sama dalam membuat pola yang
sebenarnya. Hal kedua yang perlu kamu siapkan adalah berbagai macam kertas. Secara
garis besar, antara pembuatan miniatur pola dan pola besar sangatlah mirip. Dua
hal yang membuat mereka berbeda adalah penggunaan kertas karton dan kertas
pola. Untuk kesempatan kali ini aku akan mencoba berbagi tentang fungsi dari
kedua hal yang telah disebutkan sebelumnya dalam pembuatan pola besar.
Kertas
karton merupakan hal pertama yang perlu kita siapkan dalam membuat pola besar.
Siapa kira-kira rasanya yang belum tahu dengan kertas karton? Rasanya
keberadaan kertas karton sudah tidak asing lagi ya dikehidupan kita. Banyak
dari kegiatan kita yang melibatkan fungsi dari kertas ini, termasuk dalam dunia
jahit menjahit. Dalam hal ini , kertas karton berfungsi untuk membuat pola
dasar dalam ukuran sebenarnya. Mengapa kita gunakan kertas karton? Itu
disababkan Karena pola dasar merupakan inti dari segala macam bentuk pola dan
pecahan pola, sehingga kita membutuhkan kertas yang sedikit lebih tahan lama
dan tidak mudah robek untuk dapat dipakai berkali-kali. Dalam hal ini kertas
karton sangat mewakili fungsi dari hal yang kita butuhkan.
Selanjutnya,
hal kedua yang perlu kita siapkan adalah kertas pola. Gals, jangan bingung jika
aku menyebutkan kertas pola. Sebenarnya penggunaan kata kertas pola hanyalah
satu hal yang berfungsi untuk membedakan penggunaan kertas dalam bidang
menjahit dengan bidang yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kertas pola yang
dimaksud merupakan kertas berwarna cokelat yang biasa berfungsi sebagai sampul
dari buku-buku sekolahmu atau disebut juga dengan kertas kopi dan ini sangatlah
mudah untuk dicari. Sebenarnya
penggunaan kertas kopi sebagai kertas pola dapat digantikan oleh kertas Koran
yang sudah tidak terpakai lagi. sebaliknya dalam hal pembuatan pola, calon
penjahit harus teliti.
Dengan
menggunakan kertas kopi yang bertekstur licin dengan garis-garis tipis
diharapkan dapat membantu ketelitian calon penjahit ketimbang kertas koran yang
penuh dengan tulisan dan gambar. Untuk fungsinya sendiri, kertas pola atau
kertas kopi merupakan tempat pembuatan dan pengembangan dari pola dasar yang sudah dirubah sedemikian rupa
sehingga mewakili model baju yang akan kita buat. Selain itu jika dalam membuat
miniature pola kita menggunakan kertas doslah yang berwarna warni, kertas pola
atau kertas kopi kita gunakan untuk membuat pola yang sebenarnya. Sudah jelas kan beda fungsi antara kertas doslah pada
pembuatan miniature pola dengan kertas kopi pada pembuatan pola besar? Jika
sudah, sekarang saatnya kita melanjutkan diskusi menarik ini.
Kemudian
hal ketiga yang perlu kamu siapkan dalam menngambar pola adalah pensil dan
pensil warna khusus membuat pola. Dalam hal membuat pola kamu bisa menggunakan
tipe pensil yang menurut kamu nyaman, misalnya tidak mudah putus atau patah.
Jika terjadi putus atau patahnya pensil ketika menggaris sisi pola, hal
tersebut dapat membuat ukuran pola berubah. Itulah yang menyebabkan tidak
sesuainya hasil jahitan akhir yang diharapkan. Nah, saran aku untukmu adalah
telitilah dalam memilih dan menggunakan alat tulis ini sehingga hasil akhir
dari pekerjaanmu akan menjadi baik.
Selanjutnya,
dalam membuat pola kita juga membutuhkan pensil warna khusus. Pensil warna yang
khusus digunakan untuk membuat pola ini terdiri dari 2 warna berbeda pada
masing-masing ujung yaitu merah dan biru. Kira-kira kamu tahu tidak mengapa
dalam 1 pensil ada 2 warna? Itu semua untuk mempermudah kamu ketika membuat
miniatur pola. Biasanya miniatur pola depan dan belakang dibuat dalam area yang
sama, agar tidak keliru warna merah pada pensil digunakan untuk mewarnai pola
depan sedangkan warna biru untuk sebaliknya.
Gals,
masih penasaran dengan hal-hal yang perlu kamu siapkan selanjutnya? Oke, sabar yah.
Untuk mempersiapkan ini semua kamu butuh kenyamanan. Sekarang saatnya kamu
untuk mulai memikirkan alat-alat apa saja yang kamu butuhkan sampai pada tahap
ini. Untuk tahap selanjutnya kita masih butuh diskusi yang panjang. Silahkan
mempersiapkan, dan smapai bertemu dalam diskusi kita yang akan datang.
I am
snrossie. born in Jakarta, when is not important. interesting
in language. passionate in fashion. not really like writing but keep doing.
designing when happy sewing when calm. just try to share never wannabe the
'all-know'.
Langganan:
Postingan (Atom)