write and dress up for identity

Minggu, 02 Juni 2013

Your Limited Graduation Kebaya Gonna Be



Hai cewek-cewek, apa kabar kamu disana? Masih semangat untuk mengejar impianmu menjadi desainer fesyen dan penjahit untuk dirimu sendiri? Aku harap masih ya, dan sekarang aku mau mencoba berbagi pengalamanku sebagai desainer fesyen ulung, ups, pemula, dibawah pemula mungkin, tapi ga ada salahnya kan untuk berbagi? Oya gals, satu yang perlu aku tekankan bahwa aku tidak pernah belajar desain, aku hanya mencoba memulai berdasarkan apa yang aku lakukan dengan semua panca inderaku.  Oke, hari ini aku mau membahasa tentang kelulusan. Apa sih menurutmu makna kelulusan yang berhubungan dengan dunia fesyen yang kita gemari ini? Coba kita telaah satu per satu lewat kata-kata. Toga? Sanggul? Make up? Ups, kebaya. Yap, kebaya.
Cewek apa masih asing di telingamu mendengar kata kebaya? Pasti engga dong buat kamu yang sedang menunggu upacara kelulusan atau yang bisa kita sebut dengan wisuda. Di satu sisi aku bisa tebak, pasti kamu lagi bingung-bingungnya mau pakai kebaya model apa. Diantara kamu ada yang sibuk mikirin “ah, aku ga mau keliatan kayak ibu-ibu”, “aku ga mau yang penuh payet, “aku ga mau yang ribet modelnya kesana kemari”. Cewek, sadar ga sadar komentar-komentar seperti itu pasti sering bermunculan dari kamu yang sedang mempersiapkan upacara kelulusan. Nah, untuk mengatasi kegalauanmu itu, aku mau berbagi pengalamanku ketika sibuk mempersiapkan kebaya wisuda.  
Aku menjahit dan mendesain kebaya wisudaku sendiri teman-teman. Ketika hal itu terjadi, aku baru saja mulai belajar menjahit kurang lebih 1,5 bulan. Memang, pada saat itu merupakan jadualku untuk belajar membuat pola dan menjahit kebaya. Awalnya aku tidak pernah berfikir untuk melakukan hal tersebut, tapi tantangan dari guru jahitku membuat aku bersemangat dalam mendesain, membuat pola, serta menjahit kebaya wisudaku sendiri. Setelah memutar otak berfikir model kebaya seperti apa yang aku ingini yang sekaligus tidak kelihatan begitu formal, akhirnya aku berkonsultasi pada guru jahit ku untuk keputusan akhir model kebaya wisuda tersebut. Untuk memperjelas itu semua, aku berikan gambaran visualnya ya. 
 
Teman-teman, bisa dilihat dari gambar diatas, untuk desain kebayanya sendiri aku memilih model yang sederhana dengan bukaan belakang, leher berbentuk bulat yang dipadu padan dengan potongan baby doll, kupnat depan, belakang, juga samping serta menggunakan engkol yang berbentuk gelombang dari bawah dada hingga bawah pinggul kedua. Untuk engkol yang berbentuk gelombang tersebut, aku menggunakan pola rok setengah payung yang sisi terpisahnya dipertemukan di bagian depan sehingga terkesan seperti terbuka tanpa jahitan.
Pada bagian depan yang dipertemukan tersebut, aku sedikit melebihkan pola dan bahan gelombangnya sehingga ia terlihat lebih menumpuk dan penuh guna menutupi bagian perut depan yang tidak dijahit. Kemudian, untuk bagian lengannya, aku juga memilih lengan polos biasa dan pas di lengan sampai ke tangan, kenapa? Karena aku mau menonjolkan keindahan dari paduan kerampingan postur bahu dan lengan. Untuk menambah keindahan postur bahu dan lengan tersebut, aku memilih bentuk slim atau pas pada pergelangan tangan. Akan lebih cantik jika ada aksen dari kancing bobok ataupun kancing yang hanya berfungsi sebagai fantasi saja.
Setelah itu, untuk bahan kebayanya aku memilih brocade semi perancis tanpa furing. Aku lebih memilih untuk memakai manset terpisah yang berbahan kaos agar kelihatan pas di badan, kenapa? Karena menurutku kebaya dengan furing jika dipakai oleh wanita-wanita yang ukuran badannya tidak terlalu slim akan terlihat penuh. Untuk perhitungan seberapa perlu bahan brocadenya, saat itu aku tidak bisa memutuskan begitu saja, Karen bahan brocade semi perancis yang aku beli sudah dihitung 1 kebaya yang berukuran kurang lebih 1,5x2,75 m.
Kemudian untuk membuat engkol gelombangnya, aku membutuhkan bahan tulle polos yang berukuran sekitar 1,5x1 m saja. Mengapa antara potongan atas badan dengan engkol gelombangnya memerlukan bahan yang terpisah? Itu semua disebabkan karena kondisi dari bordiran bahan brocade semi perancisnya tidak memungkinkan untuk dibuat gelombang. Ditambah pada engkol gelombang diperlukan teknik bordir tempel yang membuatnya semakin sulit jika memaksakan digunakan bahan brocade semi perancis untuk engkol gelombang.
Oke teman-teman, setelah kita membahas tentang kebaya sekarang saatnya kita beralih ke bawahan yang aku kenakan ketika upacara kelulusan. Untuk bawahannya sendiri, aku tidak memilih kain batik, songket, ataupun tenun. Bukannya aku mengesampingkan keindahan corak dari bahan-bahan tersebut, tapi menurutku untuk upacara kelulusan  akan lebih bermanfaat jika kita menutamakan kenyamanan dan kepraktisan. Ketika di wisuda, kita di haruskan untuk berjalan, menaiki anak tangga, berhadapan dengan para dewan pemimpin upacara, apalagi ketika kuncir topi kita dipindahkan, sebagai cewek kita sangat butuh kenyamanan dalam bergerak.
Dalam hal ini, jika kita memilih batik, tenun, atau songket, menurutku akan lebih menyulitkan dalam bergerak. Ditambah kebutuhan kain-kain tersebut yang jika dipakai harus menggunakan tali, peniti atau apapun itu yang bisa saja sewaktu-waktu terlepas. Untuk menghindari hal yang demikian, aku memilih untuk mendesain bawahan berbentuk rok slim panjang, dengan belahan tertutup dibelakang, kupnat depan dan belakang, menggunakan resleting belakang yang juga berpinggang hipster. Mengapa aku memilih rok panjang slim? Itu semua dikarenakan pemakaian kebaya dengan potongan baby doll dari engkol gelombangnya, serta sudah terlihat agak penuh, berhimpit, dan menumpuk di bagian depan, sehingga untuk menyeimbangkan hal tersebut, rok slim lah yang paling mendekati.
Kemudian teman-teman, untuk bahan dari roknya sendiri aku memilih taffeta bridal yang bertekstur licin diluar serta agak mengkilap, juga agak tebal. Ini membuat tampilan kita semakin terlihat elegan. Dalam proses menjahitnya aku membutuhkan bahan taffeta bridal dengan ukuran I,15x1,25 m saja. Jika kamu penasaran seperti apa jadinya kebaya wisudaku, disini kembali aku berikan gambaran visualnya.
Setelah kita membicarakan banyak hal tentang menjadi desainer fesyen, pasti kamu bertanya-tanya bagaimana dengan proses menjahitnya? Calm down gals, dilain waktu aku akan berbagi tentang proses menjahit kebaya wisudaku ini, tunggu saja ya. Nah, gimana menurutmu? Mudah bukan? Masih ragu untuk memulai impian menjadi desainer fesyen dan penjahit untuk dirimu sendiri? Please, dont, karena aku disini ada untuk kamu yang selalu ingin berinovasi dengan ide-ide kreatifmu, yang selalu ingin tampil beda, yang selalu tampilannya disukai bukan menyerupai. Have a nice day gals, will miss you all, and always wait me to share my unlimited ideas J



2 komentar:

  1. nice ^_^

    mbaaa, buatin gambar baju2 cewe dong heehehe

    BalasHapus
  2. Ahh.. kamu kok tau aja sih blog aku?? Jahat....

    BalasHapus