Hai cewek-cewek,
apa kabar kamu disana? Masih semangat untuk mengejar impianmu menjadi desainer
fesyen dan penjahit untuk dirimu sendiri? Aku harap masih ya, dan sekarang aku
mau mencoba berbagi pengalamanku sebagai desainer fesyen ulung, ups, pemula,
dibawah pemula mungkin, tapi ga ada salahnya kan untuk berbagi?
Oya gals, satu yang perlu aku tekankan bahwa aku tidak pernah belajar desain,
aku hanya mencoba memulai berdasarkan apa yang aku lakukan dengan semua panca
inderaku. Oke, hari ini aku mau
membahasa tentang kelulusan. Apa sih menurutmu makna kelulusan yang berhubungan
dengan dunia fesyen yang kita gemari ini? Coba kita telaah satu per satu lewat
kata-kata. Toga? Sanggul? Make up? Ups, kebaya. Yap, kebaya.
Cewek apa masih
asing di telingamu mendengar kata kebaya? Pasti engga dong buat kamu yang
sedang menunggu upacara kelulusan atau yang bisa kita sebut dengan wisuda. Di
satu sisi aku bisa tebak, pasti kamu lagi bingung-bingungnya mau pakai kebaya
model apa. Diantara kamu ada yang sibuk mikirin “ah, aku ga mau keliatan kayak
ibu-ibu”, “aku ga mau yang penuh payet, “aku ga mau yang ribet modelnya kesana
kemari”. Cewek, sadar ga sadar komentar-komentar seperti itu pasti sering
bermunculan dari kamu yang sedang mempersiapkan upacara kelulusan. Nah, untuk
mengatasi kegalauanmu itu, aku mau berbagi pengalamanku ketika sibuk
mempersiapkan kebaya wisuda.
Aku menjahit dan
mendesain kebaya wisudaku sendiri teman-teman. Ketika hal itu terjadi, aku baru
saja mulai belajar menjahit kurang lebih 1,5 bulan. Memang, pada saat itu
merupakan jadualku untuk belajar membuat pola dan menjahit kebaya. Awalnya aku
tidak pernah berfikir untuk melakukan hal tersebut, tapi tantangan dari guru
jahitku membuat aku bersemangat dalam mendesain, membuat pola, serta menjahit
kebaya wisudaku sendiri. Setelah memutar otak berfikir model kebaya seperti apa
yang aku ingini yang sekaligus tidak kelihatan begitu formal, akhirnya aku
berkonsultasi pada guru jahit ku untuk keputusan akhir model kebaya wisuda tersebut.
Untuk memperjelas itu semua, aku berikan gambaran visualnya ya.
Teman-teman,
bisa dilihat dari gambar diatas, untuk desain kebayanya sendiri aku memilih
model yang sederhana dengan bukaan belakang, leher berbentuk bulat yang dipadu
padan dengan potongan baby doll, kupnat depan, belakang, juga samping serta
menggunakan engkol yang berbentuk gelombang dari bawah dada hingga bawah
pinggul kedua. Untuk engkol yang berbentuk gelombang tersebut, aku menggunakan pola
rok setengah payung yang sisi terpisahnya dipertemukan di bagian depan sehingga
terkesan seperti terbuka tanpa jahitan.
Pada bagian
depan yang dipertemukan tersebut, aku sedikit melebihkan pola dan bahan
gelombangnya sehingga ia terlihat lebih menumpuk dan penuh guna menutupi bagian
perut depan yang tidak dijahit. Kemudian, untuk bagian lengannya, aku juga
memilih lengan polos biasa dan pas di lengan sampai ke tangan, kenapa? Karena
aku mau menonjolkan keindahan dari paduan kerampingan postur bahu dan lengan.
Untuk menambah keindahan postur bahu dan lengan tersebut, aku memilih bentuk
slim atau pas pada pergelangan tangan. Akan lebih cantik jika ada aksen dari
kancing bobok ataupun kancing yang hanya berfungsi sebagai fantasi saja.
Setelah itu,
untuk bahan kebayanya aku memilih brocade semi perancis tanpa furing. Aku lebih
memilih untuk memakai manset terpisah yang berbahan kaos agar kelihatan pas di
badan, kenapa? Karena menurutku kebaya dengan furing jika dipakai oleh
wanita-wanita yang ukuran badannya tidak terlalu slim akan terlihat penuh.
Untuk perhitungan seberapa perlu bahan brocadenya, saat itu aku tidak bisa
memutuskan begitu saja, Karen bahan brocade semi perancis yang aku beli sudah
dihitung 1 kebaya yang berukuran kurang lebih 1,5x2,75 m.
Kemudian untuk
membuat engkol gelombangnya, aku membutuhkan bahan tulle polos yang berukuran
sekitar 1,5x1 m saja. Mengapa antara potongan atas badan dengan engkol
gelombangnya memerlukan bahan yang terpisah? Itu semua disebabkan karena
kondisi dari bordiran bahan brocade semi perancisnya tidak memungkinkan untuk
dibuat gelombang. Ditambah pada engkol gelombang diperlukan teknik bordir
tempel yang membuatnya semakin sulit jika memaksakan digunakan bahan brocade
semi perancis untuk engkol gelombang.
Oke teman-teman,
setelah kita membahas tentang kebaya sekarang saatnya kita beralih ke bawahan
yang aku kenakan ketika upacara kelulusan. Untuk bawahannya sendiri, aku tidak
memilih kain batik, songket, ataupun tenun. Bukannya aku mengesampingkan
keindahan corak dari bahan-bahan tersebut, tapi menurutku untuk upacara
kelulusan akan lebih bermanfaat jika
kita menutamakan kenyamanan dan kepraktisan. Ketika di wisuda, kita di haruskan
untuk berjalan, menaiki anak tangga, berhadapan dengan para dewan pemimpin
upacara, apalagi ketika kuncir topi kita dipindahkan, sebagai cewek kita sangat
butuh kenyamanan dalam bergerak.
Dalam hal ini,
jika kita memilih batik, tenun, atau songket, menurutku akan lebih menyulitkan
dalam bergerak. Ditambah kebutuhan kain-kain tersebut yang jika dipakai harus
menggunakan tali, peniti atau apapun itu yang bisa saja sewaktu-waktu terlepas.
Untuk menghindari hal yang demikian, aku memilih untuk mendesain bawahan
berbentuk rok slim panjang, dengan belahan tertutup dibelakang, kupnat depan
dan belakang, menggunakan resleting belakang yang juga berpinggang hipster. Mengapa
aku memilih rok panjang slim? Itu semua dikarenakan pemakaian kebaya dengan
potongan baby doll dari engkol gelombangnya, serta sudah terlihat agak penuh,
berhimpit, dan menumpuk di bagian depan, sehingga untuk menyeimbangkan hal
tersebut, rok slim lah yang paling mendekati.
Kemudian
teman-teman, untuk bahan dari roknya sendiri aku memilih taffeta bridal yang
bertekstur licin diluar serta agak mengkilap, juga agak tebal. Ini membuat
tampilan kita semakin terlihat elegan. Dalam proses menjahitnya aku membutuhkan
bahan taffeta bridal dengan ukuran I,15x1,25 m saja. Jika kamu penasaran
seperti apa jadinya kebaya wisudaku, disini kembali aku berikan gambaran
visualnya.
Setelah kita
membicarakan banyak hal tentang menjadi desainer fesyen, pasti kamu
bertanya-tanya bagaimana dengan proses menjahitnya? Calm down gals, dilain waktu aku akan berbagi tentang proses
menjahit kebaya wisudaku ini, tunggu saja ya. Nah, gimana menurutmu? Mudah
bukan? Masih ragu untuk memulai impian menjadi desainer fesyen dan penjahit
untuk dirimu sendiri? Please, dont,
karena aku disini ada untuk kamu yang selalu ingin berinovasi dengan ide-ide
kreatifmu, yang selalu ingin tampil beda, yang selalu tampilannya disukai bukan
menyerupai. Have a nice day gals, will
miss you all, and always wait me to share my unlimited ideas J
nice ^_^
BalasHapusmbaaa, buatin gambar baju2 cewe dong heehehe
Ahh.. kamu kok tau aja sih blog aku?? Jahat....
BalasHapus