write and dress up for identity

Senin, 25 Agustus 2014

Lolipop Untuk Si Manis Mantan Penangis



Ini bukan pertama kalinya kan? Toh, ini terjadi berkali-kali. Selama rentan waktu 2 tahun terakhir. Hilang, kembali, hilang, dan kembali lagi, hilang lagi, kembali lagi, hingga kini benar-benar hilang. Kenapa harus repot? Tidak perlu latihan membenahi hati lagi kok. Tidak perlu membiasakan diri tanpa kebiasaan itu. Kamu sudah cukup kebal dengan hal itu. Kamu sudah cukup kebal terhadapnya dan tanpanya. 


Yang ia lakukan memang mengundang tawa. Mulut dan hati tak menyatu. Berkata tidak untuk kamu tapi iya untuk dirinya. Mengungkap janji seolah pasti terjadi lantas mengingkari seorang diri. Masih aneh? Tidak kan? Itu makanan sehari-hari. Yang setiap hari kau konsumsi. Bertindak bak presiden diatas presiden. Menindas hati yang baru pulih. Hihi, kau tertawa geli. Memang, itu menggelikan, tepatnya ia benar-benar menggelikan hingga menjijikkan.


Tapi kenapa kau masih berpikir sih? Memang masih ada waktu memikirkannya? Bukankah artikel menumpuk? Bukankah kau harus mengedit berita dan menaikkannya ke media sosial? Bukankah kau harus lembur mengatur dan mengawasi teman-temanmu yang setengah perjaka dan setengah bapak-bapak untuk melakukan syuting acara? Kau ini sibuk, kau tak ada waktulah untuk memikirkannya. Iya kau ini sibuk.

Apalagi sih? Hah? Apa? Kau tak habis pikir? Memang iya sih. Aku tau itu. Kau tak habis pikir ternyata kau tak seberharga itu kan? Atau kau memang tak ada harganya? Hihi, kau ini apa? Kau ini siapa? Memang siapa dirimu hingga ingin dihargai? Olehnya. Dia kan terlalu tinggi, didunia khayalnya, haha. Dia kan hampir sempurna, di impiannya. Iya, dia seperti itu, masa kau masih heran?


Sekarang ini apa? Ya sekarang kaulah yang harus menghargai dirimu sendiri jika ia enggan melakukannya untukmu. Tidak bisa? Masa sih? Bukannya kau pernah melewatinya seorang diri dulu? Tuh kan benar. Jangan kau lupa. Kau itu kuat loh. Sekuat tulang paha sapi yang DIGIGIT ANJING saja tidak patah. Ya kan? Hihi. Yasudah apalagi? Ayuk, sudah kan? Yuk ikut aku, kita main dan berlari. Tenang, kau tidak akan dikejar ANJING lagi. Aku akan menjagamu. Lihat, penjual lolipop itu sudah menunggu kita dan tersenyum manis sekali. Nih, kubelikan lollipop untukmu yang lelah dan sakit DIKEJAR dan DIGIGIT ANJING.